HAMBA ALLAH YAKOBA DARI SETTESOLI
Jacoba atau Giacoma adalah seorang perempuan muda dari keluarga bangsawan. Setelah kematian suaminya, Yakoba hidup menjanda sambil mendidik dan membesarkan dua anak laki-lakinya dalam keutamaan-keutamaan dan sikap serta perilaku takut akan Allah. Pada waktu dia mendengar tentang kesucian dan hidup pertobatan dari Fransiskus, maka timbullah hasrat dalam hatinya untuk berkenalan dengan orang kudus ini, juga minta nasihat-nasihatnya pada waktu dia sedang menghadapi kesulitan-kesulitan dalam bidang spiritual.
Hasratnya itu terpenuhi ketika Fransiskus dan sejumlah pengikutnya yang pertama berkunjung ke Roma untuk menghadap Sri Paus, dalam upaya mereka memperoleh persetujuan atas anggaran dasar yang telah disusunnya. Khotbah-khotbah dan wejangan-wejangan Fransiskus demikian memikat hati Yakoba, sehingga dia begitu dipenuhi dengan entusiasme untuk mengasihi Allah dan menolak dunia, dan pada saat yang bersamaan segala harta miliknya ditransfer kepada dua orang anak laki-lakinya. Dengan demikian Yakoba dapat dengan lebih baik mengabdikan dirinya demi ksselamatan jiwanya, dan melihatkan diri pada pekerjaan-pekerjaan baik.
Untuk alasan ini juga Yakoba bergabung dengan Ordo Ketiga Santo Fransiskus. Ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada pengarahan dari para Saudara Dina. Yakoba mengatur bahwa sebuah rumah perawatan di bagian Trastevere atau Trans-Tiber dari kota Roma diperbaiki dan disediakan bagi para Saudara Dina. Di tempat itu Yakoba – seperti seorang ibu yang mengasihi anak-anaknya – menyediakan berbagai hal yang dibutuhkan oleh para Saudara Dina, teristimewa bagi mereka yang sakit.
Pada waktu Fransiskus merasa bahwa ajalnya sudah dekat, dikirimkanlah kepada Yakoba sebuah pesan yang bunyinya seperti berikut: “Ketahuilah, saudariku terkasih dalam Kristus, bahwa Allah dalam kebaikan-Nya menyatakan kepadaku akhir hidupku. Sungguh sudah dekat saatnya. Jika anda berniat untuk menemui aku selagi masih hidup, maka segeralah datang, sehingga anda akan berada di gereja Santa Maria para Malakat pada hari Minggu berikut ini. Bawalah sertamu kain yang berwarna kelabu seperti abu untuk digunakan sebagai pembungkus tubuhku, juga lilin-lilin untuk penguburan jenazahku.”
Akan tetapi, sebelum surat itu dikirim ke Roma, Yakoba dengan dua anak laki-lakinya yang diiringi rombongannya sudah sampai di Portiuncula. Yakoba dipimpin ke tempat pembaringan Fransiskus yang sedang menjelang wafat. Perempuan itu jatuh pada kaki-kaki Fransiskus seperti dalam suatu ekstase, sampai orang kudus itu memintanya untuk berdiri. Lalu dia bercerita mengenai kedatangannya: “Dalam doa malam sebelumnya, saya mendengar suatu suara yang mengatakan: ‘Apabila engkau ingin melihat Saudara Fransiskus selagi masih hidup, pergilah secepatnya ke gereja Santa Maria para Malaikat; bawalah segala apa yang kiranya diperlukan untuk menguburkannya dan juga makanan kecil yang engkau biasa berikan kepadanya ketika dia sakit di Roma.’ Oleh karena itu saya membawa segala sesuatu yang diperlukan.”
Fransiskus berterima kasih penuh syukur kepada Allah dan mengambil makanan kecil yang dibawa oleh Yakoba. Selama empat hari terakhir hidup Fransiskus, Yakoba tetap berada di gereja Santa Maria para Malaikat agar dapat memberikan penghiburan serta kenyamanan, juga bantuan kepada Fransiskus yang tidak lama lagi akan mati itu. Setelah kematiannya, jenazah Fransiskus dibungkus dengan kain yang dibawa oleh Yakoba dari Roma. Dia juga membantu para Saudara Dina dalam mengatur penguburan. Ia menghadiri upacara penguburan Fransiskus dengan banyak menangis.
Setelah peristiwa itu, Yakoba pergi kembali ke kota Roma untuk membereskan apa yang telah ditinggalkannya. Kemudian Yakoba menolak dunia secara total dan lengkap, lalu dia kembali ke Assisi menghabiskan hari-hari kehidupannya yang tersisa untuk menjaga dan berdoa di kuburan bapak rohaninya. Pada tanggal 8 Februari 1239, dia pun meninggal dunia. Sebuah kematian yang penuh berkat. Jenazah Yakoba ditempatkan di gereja yang sama dengan Fransiskus.
Itulah sedikit cerita perihal Hamba Allah Yakoba dari Settesoli, pengikut dan sahabat Santo Fransiskus dari Assisi, seorang anggota Ordo Ketiga (Sekular) Santo Fransiskus.
Sumber utama: P. Marion A. Habig OFM, THE FRANCISCAN BOOK OF SAINTS, hal. 970-972.
Cilandak, 30 Desember 2010
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
No comments:
Post a Comment